1. PENGERTIAN DAN PENYEBAB KENAKALAN ANAK
Kenakalan (delinquency), menurut Prof. Dr. Fuad Hasan adalah perbuatan antisosial yang dilakukan oleh anak atau remaja, yang bila dilakukan oleh orang dewasa dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Kenakalan anak ini biasa terjadi saat anak memasuki masa pubertas.
Saat ini kenakalan anak bukan hal yang baru, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga menunjukkan bahwa hampir semua anak yang disurvei rata- rata pernah melakukan kenakalan, baik itu yang bersifat ringan ataupun berat. Kenakalan anak ini terbentuk karena penyimpangan yang diakibatkan oleh sosialisasi subkebudayaan yang menyimpang. Lalu apa hubungannya budaya dengan kenakalan anak? Kenakalan anak sangat erat kaitannya dengan budaya, karena pengaruh kebudayaan dari Amerika atau Eropa bisa masuk ke Indonesia tanpa adanya filterisasi.. Budaya dari luar khususnya dari Amerika dan Eropa sangat berbahaya jika tidak dikendalikan dengan baik dan akan merusak moral remaja Indonesia. Hal ini mungkin saja terjadi karena budaya dari bangsa tersebut memberikan kebebasan yang luas bagi warganya. Selain dari budaya yang masuk, faktor yang tak kalah pentingnya datang dari dalam rumah yaitu lingkungan keluarga yang tidak harmonis. Lingkungan keluarga ini menyumbang dampak negatif yang sangat besar bagi kenakalan anak, karena dari keluarga inilah sifat dan perilaku anak pertama kali terbentuk. Bisa kita bayangkan jika di dalam keluarga saja sudah tidak nyaman bagi anak, maka anak akan merasa jenuh dan mencari hal baru yang dapat memberikan rasa aman bagi hatinya. Ironisnya banyak anak yang malah terjerumus ke dalam hal- hal yang negatif, bahkan menganggap hal itu merupakan rasa aman yang selama ini mereka cari. Media massa juga mengambil peran dalam mempercepat perkembangan kenakalan anak, sebagai contoh kecil yaitu televisi. Bagaimana tidak, televisi yang tayang setiap hari pasti akan dilihat oleh anak- anak. Apakah mungkin anak- anak tidak terkena pengaruh televisi itu? Tentu tidak!
Televisi memberikan pengaruh yang sangat besar di samping budaya luar dan keluarga. Bahkan banyak tayang TV yang sekarang ini tidak memberikan dampak positif bagi penontonnya, misalnya saja banyaknya sinetron dan tayangan kekerasan yang banyak ditampilkan di TV. Ironisnya tayangan itu tidak disensor.
2. KENAKALAN ANAK DAN DAMPAKNYA BAGI INDONESIA
Seperti yang telah dijelaskan di atas, kenakalan anak banyak disebabkan oleh budaya Amerika maupun Eropa, keluarga yang tidak harmonis dan pengaruh media massa. Di Indonesia sendiri, kenakalan anak tidak hanya terjadi di daerah perkotaan saja tapi juga sudah merambah ke daerah pedesaan atau daerah yang terpencil sekalipun. Bicara tentang kenakalan anak di Indonesia, tidak lengkap jika tidak ada data pendukungnya. Dari survei yang dilakukan oleh Kompas pada 4500 anak di 12 kota pada tahun 2007 didapat data 97 persen anak sudah menonton film porno, 93,7 persen pernah ciuman dan oral seks, 62,7 persen remaja SMP dan SMA tak perawan, 21,2 persen remaja SMP dan SMA melakukan aborsi. Ironis bukan? Negara yang dahulu terkenal akan budayanya yang beragam dan adat ketimuran yang dipegang teguh sekarang menjadi negara yang rusak. Bagaimana tidak rusak jika remaja yang menjadi penerus pembangunan bangsa ini telah rusak moralnya?
Kenakalan anak tidak hanya mencakup hal- hal yang selama ini kita pikirkan, akan tetapi hal- hal kecil pun termasuk dalam kenakalan anak. Misalnya saja berbohong, membolos sekolah, kebut- kebutan, mencuri, bahkan berjudi. Hal- hal semacam ini akan berpotensi menjadi masalah yang kompleks di kemudian hari jika tak serius di tangani.
Dari survei yang telah dilakukan oleh Kompas diatas bisa kita lihat betapa rusaknya moral anak Indonesia akibat kenakalan anak. Kejadian ini juga dipastikan akan meluas jika peran aktif dari berbagai pihak kurang.. Rusaknya generasi bangsa juga akan membuat lambatnya perkembangan bangsa Indonesia. Akibatnya proses membangun bangsa yang telah lama kita lakukan akan sia- sia karena generasi penerusnya yang rusak.
Dampak yang sesungguhnya bahkan akan terjadi di masa mendatang, karena semua yang merencanakan pembangunan adalah para generasi penerus. Apakah mungkin generasi yang rusak akan membawa kesejahteraan bagi banyak orang? Tentu tidak! Bisa dipastikan budaya ketimuran yang selama ini dibanggakan juga akan hilang terkikis arus globalisasi dan terkena dampak dari kenakalan anak ini.